October 27, 2009

Untuk Bunda


Bunda, apa kabar di sana?
Masihkah semangat yang dulu selalu aku lihat padamu masih ada?
Kau selalu menginspirasiku untuk selalu semangat dalam keadaan apapun
Bahkan dalam derita sekalipun
masih kutangkap semangat itu dalam setiap telponmu,
dan begitu rindu aku padamu,
pada semangatmu..
Masihkah kau seperti itu?
Atau hanya suaramu saja yang menipu?
Hanya agar aku tak meragu..

Bunda,
aku ingat saat kita menghabiskan waktu bersama,
kita saling bercerita tentang pengalaman kita,
kita saling tertawa,
kita sering bercanda,
kita sering bertengkar..
kita seperti dua teman lama.
Aku rindu tawamu, Bunda..

Bunda,
kau sumber kuatku,
kau yakinkan aku akan ketiadaan kemustahilan,
selama usaha keras selalu dilakukan.
kau inspirasi tegarku,
kau teguh berdiri,
walau angin dan badai tak henti mengintai.

Bunda,
hampir empat tahun kita tak bersama,
tak sabar aku mencium pipimu..
memeluk hangat tubuhmu..
menceritakan banyak hal besar dalam hidupku
di sini tanpamu.
dan kita akan berbaring berdua,
menatap langit-langit kamar,
bercengkerama hingga jam 2,
ketawa seakan tak ada siapa-siapa..

Bunda,
ceritakan apa yang terjadi di sana..
Aku akan menerima tanpa mencerca..
mari kita saling belajar dari kisah
mari kita bergandeng tangan untuk melangkah,

I love you, Bunda.

No comments:

Post a Comment

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...