October 5, 2010

(bahwa) cinta itu ada




Bagaimana aku tahu jika berkata saja kau tak mau

Bertahun-tahun kita terduduk dalam ruang rindu

Menggapai-gapai ingatan akan kenangan yang hampir menjadi abu

Lalu meletakkannya tepat di dada, sambil memejam sendu.



Ingin ku sandera malaikat penjaga hatimu,

Untuk meminjamiku kunci masuk ke pintu-pintu

Mencari  jawaban yang aku tunggu-tunggu

Yang tak pernah tersampaikan oleh bibirmu yang gagu.



Mana bisa aku berharap,

Jika rasamu pun bagiku masih abstrak,

Bercabang-cabang pada ratusan interpretasi

Hingga hatiku terlalu takut untuk berinisiasi.




Tahun-tahun panjang yang terbentang tergulung dalam bilangan menit,

Tatkala tiba-tiba sebuah kata itu terbit,

Membungkus segala penantian, mengikat segala keresahan

Dan merangkumnya dalam kesyahduan.



Menit-menit menjalin jam-jam sejarah,

Merekam setiap jejak kata yang menanti lahirnya dengan parah,

Mengalir, menghanyut dan bermuara,

Berlabuh indah dalam satu kata cinta.

Curhatan si Facebook


Perkenalkan, namaku facebook. Seperti namaku, aku terlahir untuk memajang wajah-wajah di badanku. Begitu aku lahir, hampir semua orang menyukaiku, mereka mengunjungiku tiap hari, bahkan ada yang tiap saat menghampiriku.


Aku senang sekali karena aku punya banyak sekali sahabat, hari-hariku tak pernah sepi. Walaupun di luar sana, di taman-taman, di sekolah-sekolah, di rumah-rumah yang biasanya hangat dengan canda jenaka menjadi sepi karena mereka lebih suka bercanda denganku. Tentu saja, karena aku juga menyenangkan hati mereka.


Aku buat mereka merasa hebat, aku membuat mereka merasa penting, aku membuat mereka merasa terkenal, sebagian aku buat merasa lebih ekspresif, natural, dan bahkan ada yang aku buat merasa lebih spiritual. Aku menyediakan apapun yang membuat mereka merasa betah bersamaku. Aku buat mereka merasa layak diperhatikan dengan "post to profile"ku. Aku tertawa terbahak-bahak ketika aku melihat ulah mereka yang beragam. Ada yang tiba-tiba menjadi artis dengan menyebutkan apapun yang mereka lakukan. Ada yang suka menyebutkan sedang berada di tempat prestise sehingga mengundang banyak respons dari teman mereka. Lalu aku buat mereka merasa penting dengan "comment" yang aku punya. Tak ayal aku berhasil membuat mereka hidup di awang-awang. Tiba-tiba seorang nerd merasa menjadi superb, seorang pemalas merasa mereka normal dan tidak salah, seorang apatis merasa paling kritis, seorang minor merasa menjadi mayor. Aku benar-benar menyenangkan mereka sampai-sampai mereka tak lagi butuh approval dari orang-orang di sekitar mereka lagi. Mereka hanya butuh approval yang datang dari "teman-teman" mereka yang aku sponsori..


Aku juga punya "note" yang sangat mereka gemari. Mereka menulis apa saja yang mereka anggap keren. Dan pintarnya aku, aku selalu membuat mereka merasa keren. Entahlah walaupun dalam dunia nyata mereka, mereka hanya pecundang, yang penting aku membuat mereka merasa keren. Ada yg menulis curhat, ada yang mempost tulisan copy-paste dari link sebelah agar terkesan suka membaca, ada yang menjual barang, ada yang menulis puisi, ada yang menulis resep, bahkan ada yang menulis ulang lirik lagu! Dan aku manggut-maggut saja saat mereka menulis itu semua di wajahku. Meskipun entahlah apakah mereka benar-benar bermanfaat bagi lingkungannya dengan tulisan-tulisan mereka di dunia nyata mereka. aku tak pduli. Mereka yang memilihku, dan aku menyenangkan mereka. Mereka semakin merasa keren. Aku memang hebat.



Kini aku bertambah besar, dan kawankupun semakin banyak. Bahkan ada yang bilang, jika aku ini negara, aku adalah negara terbesar ketiga setelah USA dan Indonesia. Bayangkan itu! Betapa aku hebat, huh?
Kawan-kawanku kini bukan lagi hanya internet geek kesepian yang menghabiskan waktunya di depan layar konputer dan lingkungan sosial yang hampir gk ada. Kini, kawanku adalah Presiden, artis, pedagang, pelajar, dosen, guru, dokter, kiai, istri, suami, ibu, ayah, anak, dan banyak lagi. Mereka sangat mencintaiku seperti ke anaknya sendiri. Bahkan lebih dari anaknya sendiri. Lebih dari ibunya sendiri. Lebih dari saudaranya sendiri. Bagaimana tidak, aku yang semakin cerdas ini begitu lihai menghubungkan mereka dengan kawan-kawan baru dan lama mereka, membuatnya terasa sangat nyata, membuatnya terasa sangat menginspirasi, terasa sangat sarat ilmu dan manfaat. Dan merekapun dengan prinsip "mencari yang lebih bermanfaat" ala buatanku, akhirnya lebih sering mengunjungiku untuk melihat kawan-kawan yang menjadi keluarga mereka itu.


Aku sekarang sedang duduk di atas kursi ayunq.. sambil menatapi mereka yang selalu mendatangiku.. dalam hatiku masih saja aku bergumam:
"heh, manusia, kalian pikir kalian hebat? Kalian pikir kalian sudah menghasilkan karya, padahal semua yang kalian lakukan hanyalah mengupdate status, menulis note, yang bahkan dunia nyatamu tak mengenalinya. Kalian pikir kalian adalah makhluk yang paling sociable, padahal kalian hanyalah menatap layar dan "merasa sangat sociable" dengan ratusan list teman yang kalian punya. Kalian pikir kalian sangat sayang keluarga, padahal yang kalian lakukan hanyalah menulis kalimat di "wall" anak/orang tuamu. atau hanya "menge-like" status mereka. Kalian pikir kalian sangat agamis. Padahal kalian hanya menuliskan ulang ayat-ayat, hadist-hadist, artikel-artikel di note atau update status mereka. Kalian pikir kalian sangat menjaga pandangan dan pergaulan, pdahal list teman fb kalian begitu panjang bahkan hanya sebagian kecil dari mereka yang benar-benar kalian temui di dunia nyata kalian. Padahal kalian berseloroh melalui comment2 yang kalian tulis.
Kalian merasa hebat dan benar, padahal yang trjadi hanyalah comment2 semu dan tak tentu validitasnya saja yang bersarang di status kalian.
Hahaha,,aku sangat puas... Aku telah melaksanakan kewajibanku dengan sangat baik! menyenangkan hati kalian..


Hidup maya adalah hidup nyataku, tapi kau, sahabat-sahabatku, hidup nyata adalah ladang hidupmu yang sebenar-benarnya. Lagi-lagi aku ingin trtawa terbahak-bahak. Pengunjung setiaku yang merasa hebat, jumawa, keren, funky, spiritual itu mungkin akan terperangah jika mereka menyadari bahwa "peran" nyata mereka di dunia nyata mereka ternyata tidak sekeren yang mereka rasakan ketika mereka bersamaku. mereka bahkan tidak menebar manfaat ke lingkungan dan keluarga mereka. Mereka tak layaknya apatis yang merasa benar, hebat, dan keren dengan bersamaku. Lagi-lagi misiku berhasil dengan gemilang!


Aku biarkan saja mereka, sampai mereka tersadar sendiri, karena tugasku bukan mengingatkan ataupun mengarahkan ke jalan yang benar, tugasku hanyalah menyenangkan mereka. And I love my job. Mereka? Mungkin dunia nyata mereka justru membencinya. Aku tak perduli.

Tanya pada langit


Tanyakan arti kesediaan

Pada langit pagi yang menawan

bangun pagi demi mengawal

sang mentari yang buru-buru datang.



Tanyakan arti kekuatan

pada langit siang yang terik

pada langit tua yang semakin menipis

pada troposfer yang tak pernah menangis.



Tanyakan arti keindahan

pada langit sore yang menakjubkan

mentari dia antar pulang

dengan jingga sejuk pandang



Tanyakan arti rindu pada langit malam,

yang merangkum hari dalam kelam,

yang menyulut bintang gemintang,

yang mengundang rindu dendam.

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...