October 28, 2009

Berangkat



Ketika waktu semakin merapat,
jarum jam sibuk menghitung saat-saat terlambat,
aku menggigil di dalam ruang
hampa.

Berjejal-jejal pengalaman bergulat di sana,
Pertempuran antara "tidak" dan "ya"
Sedang waktu akan menemui ujungnya
Lakukan, atau aku akan binasa.

Aku tertunduk oleh ragu,
takut ini terlalu angkuh,
Salah yang belum tentu-pun menjadi hantu,
Bayang-bayang kegagalan semakin menyatu.

Sedang di sana,
Sepasang mata letih berlinang doa,
Sepasang tangan bersendekap dalam harap,
Sebuah harapan akan rasa bangga.

Tik-tok tik-tok,
jam terus berdetak,
Gigiku sudah bergeletak,
Darahku sudah menggelegak,
Saatnya untuk bergerak!

October 27, 2009

Untuk Bunda


Bunda, apa kabar di sana?
Masihkah semangat yang dulu selalu aku lihat padamu masih ada?
Kau selalu menginspirasiku untuk selalu semangat dalam keadaan apapun
Bahkan dalam derita sekalipun
masih kutangkap semangat itu dalam setiap telponmu,
dan begitu rindu aku padamu,
pada semangatmu..
Masihkah kau seperti itu?
Atau hanya suaramu saja yang menipu?
Hanya agar aku tak meragu..

Bunda,
aku ingat saat kita menghabiskan waktu bersama,
kita saling bercerita tentang pengalaman kita,
kita saling tertawa,
kita sering bercanda,
kita sering bertengkar..
kita seperti dua teman lama.
Aku rindu tawamu, Bunda..

Bunda,
kau sumber kuatku,
kau yakinkan aku akan ketiadaan kemustahilan,
selama usaha keras selalu dilakukan.
kau inspirasi tegarku,
kau teguh berdiri,
walau angin dan badai tak henti mengintai.

Bunda,
hampir empat tahun kita tak bersama,
tak sabar aku mencium pipimu..
memeluk hangat tubuhmu..
menceritakan banyak hal besar dalam hidupku
di sini tanpamu.
dan kita akan berbaring berdua,
menatap langit-langit kamar,
bercengkerama hingga jam 2,
ketawa seakan tak ada siapa-siapa..

Bunda,
ceritakan apa yang terjadi di sana..
Aku akan menerima tanpa mencerca..
mari kita saling belajar dari kisah
mari kita bergandeng tangan untuk melangkah,

I love you, Bunda.

October 26, 2009

Sebuah lagu untuk dia


Selepas kau pergi
Tinggallah di sini ku sendiri
Kumerasakan sesuatu
yang tlah hilang di dalam hidupku

Dalam lubuk hatiku
Ku yakin kaupun sebenarnya tak
ingin kan lepas dariku
Tahukah kau kini ku terluka,,

Bantu aku membencimu
Ku terlalu mencintaimu
Dirimu begitu
Berarti untukku

(a song by La Luna)

October 24, 2009

Hujan sore terakhir


Entah, mengapa hujan kali ini lebih dari hasil kondensasi uap air yang bereaksi dengan asam basa di awan. Tak pula sebatas siklus alami pelengkap musim yang tiba gilirannya pada musim hujan. Hujan sore ini, wangi tanah basah, baju yang kuyup, akan menjadi momentum hingga beberapa bulan ke depan.
Sore ini adalah sore terakhir denganmu. Sebulan bersama berlalu begitu cepatnya. Sedang sebulan ke depan malah terasa begitu lamanya.

Besok lusa aku akan mulai menghitung rinai hujan sendirian
Mencoreti tanggal demi tanggal di kalenderku sampai genap 156 coretan baru aku berhenti,
Membuka satu persatu folder-folder yang dulu kau buat untuk menyimpan semua momen kita,
Andai ada 156 folder yang kau buat, mungkin 5 bulan tak terasa bagiku.
Dan bagian termelodramatis adalah mengingat semua kebiasaan harianmu yang diam-diam kurekam dalam ingatku.

Hujan telah mereda.
Dan aku telah menyiapkan tenaga untuk menghitung hujan-hujan berikutnya tanpamu.
Dam mari kita menghitung hujan bersama-sama, dari pulau kita masing-masing,,
Dan aku di coretan ke 157, kita akan di sini lagi menghitung hujan bersama.

October 18, 2009

Between God and Us

I asked for strength,
And Allah gave me me difficulties to make me strong
I asked for wisdom,
And Allah gave me problems to solve.
I asked for courage,
And Allah gave me obstacles o overcome.
I asked for love,
And Allah gave me troubled people to help.
I asked for favors,
And Allah gave me opportunities.
Maybe I received nothing that I wanted,
But I received everything that I needed.

Experiences, good and bad, always led me,and everyone, to gain, at least, an understanding and awareness to a TRUTH. God’s TRUTH. Nothing happens fruitless. There must be meanings behind everything happened. “What doesn’t kill you,will make you stronger”. We are learning, from books, parents, lecturers, nature, friends, books, and other people’s experiences. Experience is the best teacher isn’t a cliche saying anymore. It works as it is. One couldn’t swim just by reading books about swimming. But he should fight his fear to enter the water, sink into the water, and swim. One couldn’t excerpt the essence of his/her own life just by reading books about life,watching motivation program, taking lecturers. A real University of Life is out there,beyond the books, our training, our lecturers at campus. The University of Life provides us problems to solve, obstacle to overcome, oportunities to grab, a variousity of feelings, a rollercoaster of emotions to make us stronger, wiser, better, firmer. That was what God intend everything to happen..
God and us, that’s all. Ikhtiar and prayer, the perfect formula for earning values in this artificial life. Never stops unless we can still do it. And let God does the rest. Because he knows everything we needed upon everything we wanted.

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...