October 24, 2009

Hujan sore terakhir


Entah, mengapa hujan kali ini lebih dari hasil kondensasi uap air yang bereaksi dengan asam basa di awan. Tak pula sebatas siklus alami pelengkap musim yang tiba gilirannya pada musim hujan. Hujan sore ini, wangi tanah basah, baju yang kuyup, akan menjadi momentum hingga beberapa bulan ke depan.
Sore ini adalah sore terakhir denganmu. Sebulan bersama berlalu begitu cepatnya. Sedang sebulan ke depan malah terasa begitu lamanya.

Besok lusa aku akan mulai menghitung rinai hujan sendirian
Mencoreti tanggal demi tanggal di kalenderku sampai genap 156 coretan baru aku berhenti,
Membuka satu persatu folder-folder yang dulu kau buat untuk menyimpan semua momen kita,
Andai ada 156 folder yang kau buat, mungkin 5 bulan tak terasa bagiku.
Dan bagian termelodramatis adalah mengingat semua kebiasaan harianmu yang diam-diam kurekam dalam ingatku.

Hujan telah mereda.
Dan aku telah menyiapkan tenaga untuk menghitung hujan-hujan berikutnya tanpamu.
Dam mari kita menghitung hujan bersama-sama, dari pulau kita masing-masing,,
Dan aku di coretan ke 157, kita akan di sini lagi menghitung hujan bersama.

No comments:

Post a Comment

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...