February 27, 2011

Berapa harga syukurmu?


Seorang pengemis tulen (bukan pengemis boongan) begitu mudahnya terharu dan menangis ketika uang seribu rupiah diberikan padanya. Puluhan doanya bertubi-tubi diucapkannya pada orang yang memberi uang tersebut. Tak ketinggalan ia ucapkan puluhan doa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang dia peroleh saat itu.


Seorang employee, di akhir bulannya sedang ketar ketir menunggu tanggal gajiannya. Uang di dompetnya tinggal  50 ribu. Masih ada 1 hari lagi sebelum hari bayaran. Tanggal 1 pun tiba, lebih dari 1 juta yang ia peroleh bulan ini sebagai employee newbie. Ia membuka amplop gajinya dengan menarik nafas panjang tanda kecewa. “Mana cukup uang ini untuk sebulan?” tanyanya pada hatinya sendiri.


Ia lupa bahwa ada puluhan bahkan ratusan pengemis di luar sana, yang sangat bersyukur meski sebulan hanya mendapat 300 ribu. Ia lupa bahwa seringkali mereka hanya bisa makan nasi tanpa lauk dan mereka tetap memanjatkan syukur kepada Tuhan. Ia lupa bahwa uang yang diperolehnya itu bisa menghidupi 2-3 orang selain dirinya sendiri. Ia lupa bahwa “bukanlah seberapa banyak yang bisa ia peroleh, namun seberapa besar rasa syukurnya.”  

No comments:

Post a Comment

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...