October 5, 2010

(bahwa) cinta itu ada




Bagaimana aku tahu jika berkata saja kau tak mau

Bertahun-tahun kita terduduk dalam ruang rindu

Menggapai-gapai ingatan akan kenangan yang hampir menjadi abu

Lalu meletakkannya tepat di dada, sambil memejam sendu.



Ingin ku sandera malaikat penjaga hatimu,

Untuk meminjamiku kunci masuk ke pintu-pintu

Mencari  jawaban yang aku tunggu-tunggu

Yang tak pernah tersampaikan oleh bibirmu yang gagu.



Mana bisa aku berharap,

Jika rasamu pun bagiku masih abstrak,

Bercabang-cabang pada ratusan interpretasi

Hingga hatiku terlalu takut untuk berinisiasi.




Tahun-tahun panjang yang terbentang tergulung dalam bilangan menit,

Tatkala tiba-tiba sebuah kata itu terbit,

Membungkus segala penantian, mengikat segala keresahan

Dan merangkumnya dalam kesyahduan.



Menit-menit menjalin jam-jam sejarah,

Merekam setiap jejak kata yang menanti lahirnya dengan parah,

Mengalir, menghanyut dan bermuara,

Berlabuh indah dalam satu kata cinta.

2 comments:

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...