January 12, 2010

Skripsi dan Tetek Bengeknya



Sampailah saya pada satu fase akhir dalam perjalanan kehidupan saya sebagai mahasiswa. Kesejatian saya sebagai mahasiswa FKIP dan kelayakan saya sebagai calon guru Bahasa Inggris dipertaruhkan saat ini. Sampailah saya pada kawan saya yang bernama SKRIPSI.

Hmm,,berat nian kedengarannya kawan saya yang satu ini. Dia sangat eksklusif, tak sembarang terjamah. Dia angkuh, tak mudah ditemukan. Dia rumit, tak mudah dipecahkan. Dia panjang, tak mudah disederhanakan. Dia agung, maka itu perlu usaha keras, mental kuat, kesabaran yang ekstra besar, dan ketlatenan dalam kenjlimetan..

Idealisasi saja tidak berlaku di sini. Bagi SKRIPSI, hal terrumit adalah birokrasi. Maka rutinitas saya adalah mengantri. Mengantri untuk konsultasi. Mengantri untuk revisi. Mengantri untuk di acc. Mengantri untuk mendapat surat A B C.

Menunggu dengan harap-harap cemas kedatangan dosen pembimbing. Bercengkrama dengan mahasiswa lain yang akan kosultasi juga, layaknya ruang antri di depan praktek dokter. melihat wajah cemas dan tegang adalah rutinitas baru saya saat ini. Mendapati kritikan pedas, sindiran halus, dan cacian adalah makanan saya.
Tapi saya semakin penasaran dengan kawan saya yang bernama SKRIPSI ini.

Saya sedang berada di permulaan perkenalan dengan kawan saya itu, dan di tengah-tengah proses berpikir dan mencari saya. Dan sampai sejauh ini, kawan saya itu mengajari banyak hal: Kesabaran, Lapang Dada, Ketekunan, mau menerima masukan dan kritikan, introspeksi, realistis, ketlatenan, dan keuletan.

Dan besok,,kawan saya akan mengajari saya lebih banyak hal lagi..

1 comment:

  1. semangat buk guru, di garis finish dah banyak org2 yg menunggu keberhasilan buk guru, tetap jalani dg sabar kesuksesan akan segera datang "go success"

    ReplyDelete

Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...