September 15, 2011

True Story, True Inspiration


Tidak banyak buku-buku berbasis kisah nyata yang menarik perhatian saya selama beberapa bulan terakhir. Sampai bulan ini, sebuah buku yang ditulis Utami Mariam Siti Aisyah, istri dari Ferrasta Soebardi alias Pepeng saya peroleh dari memenangkan sebuah sesi "Tokoh bulan ini" sebagai pertanyaan terpilih. 


Bagi yang tidak mengenal Pepeng, atau baru tahu Pepeng ketika dia lumpuh, mungkin akan menyangka buku ini sebagai buku "aji mumpung" sang istri karena publik sedang menyorot Pepeng yang sedang lumpuh. Sebagian mungkin akan menyangka buku ini seperti layaknya buku semi biografi karangan Angelina Sondakh tentang sepak terjang sang mendiang suami, Adjie Masaid, yang terkesan sangat monumental, semonumental buku yasinan dan tahlilan. 


Tapi bagi saya, buku ini bernyawa. 

Semua berawal dari Kick Andy, 27 Agustus 2010 yang bertema 'Tribute to Pepeng', menghadirkan Pepeng dalam tempat tidur khususnya yang diusung ke studio Metro TV. Beliau sudah menderita Multiple Schlerosis selama 6 tahun, dan selama itu, beliau tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Bahkan, punggungnya terasa begitu sakit ketika bergerak sedikit saja. 


Bukan penyakitnya yang menyita perhatian saya, tapi ketegaran dan semangat Om Pepeng yang tidak terlihat sedih dalam menghadapi cobaan super berat itu. 


Saya pernah tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit selama satu minggu pasca operasi konkotomi (pemotongan konka - anak hidung yang membengkak) dan rasanya seperti di neraka. Menelan makanan tidak bisa, minum sangat sakit, mendengar suara bising sedikit langsung pusing, pipis di tempat tidur (untungnya selama seminggu itu saya tidak bisa pup), ganti baju di tempat tidur, tidak bisa ganti posisi tidur (harus telentang karena hidung bisa berdarah kalau tidurnya miring). Dan alhamdulillah suami saya sendirian merawat saya, dengan sangat sabar dan ikhlasnya menunggui saya, merawat, menggantikan baju, menadahi pipis saya tanpa jijik, dan memijiti saya setiap kali badan saya nyeri. 


Entah bagaimana sakit dan menderitanya Om Pepeng dengan multiple sklerosisnya. 



Level sakit beliau pasti ribuan kali lebih sakit dari sakit pasca operasi saya itu. Dan istri Om Pepeng pasti jauuuuh lebih repot dan lelah ratusan kali lipat dari suami saya waktu itu. 



Sejak Mbak Tami tampil di Kick Andy itulah, saya menjadi pengagum beliau. Saya melihat tatapan mata super ikhlas, sabar, namun tetap penuh semangat dan harapan saat Andi F. Noya menanyai tentang beratnya tugas dia selama Om Pepeng sakit. 


*

Tulisan tentang kisah indah terlalu membosankan dan tidak banyak memberikan pelajaran berharga akan kesabaran dan keihlasan. Sebaliknya, kisah perjuangan menghadapi penyakit yang parah dengan cara yang optimis, dan menjadi pendamping bagi si sakit selama bertahun-tahun mengajarkan begitu banyak hal, mengenai cinta yang tulus, kehangatan, kebersamaan, kesabaran, dan keikhlasan. 


There is a great woman behind a great man. 
And there is a great family behind a great woman. 


Seorang Tami Ferrasta terlahir dari keluarga yang luar biasa, berkarakter kuat, dan taat agama yang mengajarkan hikmah luar biasa kepadanya untuk sabar dan tawakkal dalam menghadapi cobaan tuhan. Putri mantan duta besar Suriname ini mendapat inspirasi dari eyang-eyang putrinya tentang mengatasi kegalauan hati tatkala sabar kian menipis. Dari eyang-eyangnya yang bergelar bangsawan, satu hal yang selalu menguatkannya adalah "mengadu kepada Tuhan". Ketika semangatnya mulai meluruh, kesabaran mulai meluntur, dan keikhlasan mulai hanyut, ia mengikuti teladan eyang-eyang putrinya untuk sujud berlama-lama sampai hati plong. 



Demikian juga dari mama dan ibu mertuanya. Ibu mertuanya adalah sosok single mother yang gigih, pekerja keras, taat agama, dan yang paling - mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya. Sedangkan mamanya adalah sosok cerdas, supel, namun sangat relijius, yang menginspirasi papanya untuk senantiasa eling sama gusti Allah. 



Sedangkan Pepeng berasal dari keluarga sederhana, namun sangat "asik", berpendidikan, dan sangat supel. Dari Pepeng-lah, Tami mendapat inspirasi dan suntikan semangat untuk terus berjuang. Pepeng yang tidak pernah surut semangatnya sedikitpun ini menyadarkannya, dan banyak orang bahwa "Ujian adalah kesempatan bagi kita untuk menjalani peran baru. Pasti banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil darinya. Semua sudah ditetapkan Allah dan pasti ada happy endingnya. Namun di antaranya terdapat proses yang harus kita jalani dengan sabar, ikhlas, dan tawakkal."


*

Buku berisi 233 halaman ini habis saya lalap dalam semalam. Menyisakan sebuah kesan mendalam bagi saya, sebagai seorang manusia, sebagai seorang perempuan, terlebih sebagai seorang istri. Kisah nyata mbak Tami ini selalu mengingatkan saya untuk selalu meneladani Siti Aisyah dan Siti Maryam, dua sosok wanita hebat sepanjang sejarah yang tegar, sabar, ikhlas, serta cerdas dalam mendampingi suami-suami mereka, dalam kejayaan maupun kesulitan. 


Kata orang, usia pernikahan dua tahun adalah usia penuh dengan kegembiraan. Dan setelahnya adalah masa ujian. Suntikan energi dan semangat positif dari buku ini kembali menguatkan saya untuk turut menjadi tegar, sabar, dan ikhlas mendampingi dan mendukung suami saya di kala keluarga kami sedang mengalami masa-masa sulit dan menghadapi musibah. 



Pokoknya, buku ini WAJIB baca bagi siapapun yang mau menjadi ISTRI TANGGUH dan SUAMI TEGUH. 


Seperti ritual resensi buku saya biasanya, rasanya tidak sah kalau saya tidak mencantumkan kutipan-kutipan favorit saya dari buku ini. So, ini dia:


Kala hati sempit, saya teringat kebiasaan yang dilakukan Mbah Istri. Saya akan berwudhu lalu shalat, saya tidak ingin keluar dari sajadah. My Grandmothers My Inspirations hal. 17


Pepeng selalu menekankan bahwa dalam hidup ini selalu ada celah. Selalu ada kesempatan jika kita pandai memberikan value pada celah sekecil apapun. Our Marriage Life hal. 96 


Melalui perenungan-perenungan Peng, akhirnya saya mengerti. Subhanallah, betapa Allah Swt selalu mempunyai tujuan ketika menciptakan sesuatu. Bang Sangar Berhati Lembut hal. 127  


Orang yang powerful adalah mereka yang tidak terpengaruh peristiwa. Orang powerful adalah yang selalu tenang menghadapi suasana seperti apa pun.Cool Man! hal. 140


Ya Allah, berilah saya, anak dan istri saya kecerdasan untuk melihat semua ketetapan yang Engkau berikan ini dalam perspektif yang indah (Pepeng)Pura-pura Sakit atau Pura-pura Sehat hal. 159




Masker Oksigen

photo from: Reader's Digest Akhir-akhir ini, saya terlibat pembicaraan yang lumayan mendalam dengan sahabat karib saya terkait deng...